Edisi 1

Edisi 2

Edisi 3

Edisi 4

Edisi 5

Edisi 6

Edisi 7

Edisi 8

Edisi 9

Edisi 10

Edisi 11

Edisi 12

Edisi 13

Edisi 14

Edisi 15

Edisi 16

Edisi 17

Edisi 18

Edisi 19

Edisi 20

Edisi 21

Edisi 22

Edisi 23

Edisi 24

Edisi 25

Edisi 26

Edisi 27

Edisi 28

Edisi 29

Edisi 30

Edisi 31

Edisi 32

Edisi 33

Edisi 34

Arus Balik

Lebaran, di samping segala perdebatan tentang fungsi dan hikmahnya, memberikan satu catatan khusus yang juga perlu direnungi; arus balik yang berlipat secara kuantitas dibanding arus mudik. Catatan itu menjadi masalah yang khas Jakarta dan kota-kota besar. Kalau mau dirunut, perubahan statistik jumlah penduduk Jakarta secara drastis dari tahun ke tahun adalah masa-masa arus balik seperti saat ini.

Pentingkah catatan itu buat kita? Sekilas mungkin tidak ada masalah yang langsung terkait dengan kehidupan keseharian kita. Namun jika dikaji lebih jauh, segala keruwetan dan ketimpangan sosial di Jakarta tidak lepas dari membengkaknya masyarakat urban. Sering tanpa target dan tujuan yang jelas, kawan kita, tetangga kita di kampung, nekat berangkat ke Jakarta hanya karena silau oleh glamour yang ditampilkan tetangganya yang merantau ke Jakarta.

Tidak terpikirkan oleh mereka bahwa keberhasilan dan kesuksesan hidup juga bisa diperoleh di kampungnya sendiri. Tidak terpikirkan bahwa di samping sedikit orang yang kelihatan sukses di Jakarta,  jutaan penganggur, pengemis, anak jalanan, dan kaum miskin berserakan di sana. Jutaan lainnya menjadi preman, tukang palak, copet, hanya karena malu pulang kampung tanpa keglamouran melekat di tubuhnya.

Lebaran adalah masa di mana kita harus juga berpikir bahwa kesempatan dan kesuksesan tidak hanya ada di kota besar. Bahwa Jakarta bukan segalanya.

anick h. tohari

Kajian

Makna Sosial Halal Bihalal

Under Construction

RENUNGAN

Zakat dan Sedekah

Under C

anick h. tohari